BANYUWANGI-Sebagai bagian dari komitmen pembentukan Taman Nasional Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan bersama Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan Fathimatuzzahra, S.Hut.,MP. dengan Kepala UPT Kementerian Kehutanan melakukan kunjungan studi tiru ke Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi. Selama dua hari, rombongan mempelajari pengelolaan taman nasional melalui interaksi dengan pengelola Taman Nasional Alas Purwo dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang menaungi wilayah administratif taman tersebut.
Pada hari pertama, rombongan diterima oleh Kepala Balai Taman Nasional Alas Purwo, Bapak Agus Setyabudi, S.Hut., M.Si., yang menjelaskan sejarah panjang taman nasional tersebut. Mulai dari penetapan sebagai cagar alam oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1920 hingga pengesahan menjadi Taman Nasional Alas Purwo pada tahun 1992 melalui SK Menteri Kehutanan No. 283/Kpts-II/1992, taman ini telah berkembang menjadi kawasan perlindungan untuk spesies langka seperti banteng jawa , burung merak, dan elang jawa. Agus juga menyoroti upaya pemberdayaan masyarakat desa sekitar taman dalam bentuk kemitraan konservasi, pemberian IUPSWA dan IUPJWA, hingga beasiswa bagi siswa kurang mampu dari desa penyangga.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang diwakili oleh Asisten II, Bapak M. Yanuarto Bramuda, menyampaikan bahwa secara langsung kabupaten tidak menerima keuntungan ekonomi dari Taman Nasional Alas Purwo karena semua pendapatan tiket masuk disetor langsung ke kas negara tanpa mekanisme bagi hasil. Namun, kehadiran taman nasional ini memberikan dampak ekonomi tak langsung bagi Banyuwangi, seperti peningkatan tingkat hunian hotel dan munculnya rumah makan yang menyokong kunjungan wisatawan.
Kepala Dinas Nasional Kehutanan Kalimantan Selatan menyatakan bahwa Kalimantan Selatan adalah salah satu dari empat provinsi yang belum memiliki taman, padahal kekayaan keanekaragaman hayati di Pegunungan Meratus sangat melimpah.
Lanjutan dikomentar📍