BANJARBARU – Dalam rangka mendukung
Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau (Green Growth Program) Kalsel, Jumat (22/5)
lalu digelar rapat online. Rapat ini diikuti jajaran Dinas Kehutanan Kalsel
dipimpin Warsita dan Kabid PPH, serta
Hendrik Segah dari Central Kalimantan & South Kalimantan Global Green
Growth Institute (GGGI) Representative.
Rapat juga dihadiri sekretaris dan
para kepala bidang lingkup Dishut Kalsel, para Kepala KPH, Kepala UPTD Tahura
Sultan Adam dan UPTD BPTH, yang diwakili oleh KSBTU, Agung Hananto.
Hendrik menjelaskan peran GGGI dalam
mendukung Indonesia mencapai pertumbuhan hijau. Termasuk, program kerja yang
direncanakan melalui tiga fase. Pertama pada tahun 2013-2015, kedua tahun
2016-2020 dan ketiga tahun 2020-2022 atau fase yang saat ini dalam tahap
pengerjaan.
“Seperti diketahui, sebesar 63% emisi
Indonesia berasal dari kebakaran dan alih fungsi lahan gambut dan hutan. Hal
ini masih menjadi kendala, apalagi terjadi pada saat musim kemarau
berlangsung,” ujar Hendrik.
Oleh karenanya, dalam fase ketiga ini
program penurunan emisi dan pembangunan
rendah karbon menjadi isu utama.
Dukungan disampaikan oleh Warsita,
terutama terkait dengan Program Revolusi Hijau Kalsel. Menurutnya meningkatnya
kualitas dan kuantitas investasi hijau akan membantu pembentukan fasilitas
hijau dalam mengembangkan provinsi.
Rapat
online ini merupakan tindak lanjut kunjungan lapangan ke Miniatur Hutan Hujan
Tropika (MH2T) oleh tim GGGI, Bappenas dan Kementerian LHK pada pertengahan
Januari 2020 lalu. Sedianya, MH2T diproyeksikan sebagai salah satu calon lokasi
Green Growth Program, dengan pendekatan pertumbuhan hijau. (muti/bpth)